2.1.1 Teknik
MIMO
Di dalam MIMO terdapat
dua macam teknik yang dilakukan dalam sistem komunikasi wireless dan bergerak
yakni :
a.
Spatial Multiplexing
Teknik pertama yang digunakan dalam sistem MIMO
ialah multipleks spasial (spatial
multiplexing). Pada teknik ini aliran data yang berlaju dengan tinggi dipecah –
pecah menjadi sejumlah aliran sesuai dengan jumlah antena pemancar masing –
masing dengan laju yang lebih rendah dari aliran aslinya. Sebelum aliran data
ditransmisikan oleh antena, aliran – aliran data ini dilewatkan pada matriks
khusus yang berfungsi menggabungkan sinyal dari semua aliran dengan kombinasi
tertentu untuk dipancarkan. Ini merupakan suatu proses multipleks yang
berlangsung pada dimensi spasial karena setiap kombinasi data paralel ditujukan
ke salah satu antena transmitter. Dengan sistem ini teknik spatial multiplexing memungkinkan mencapai kapasitas kanal yang
besar dan juga dapat menambah spectrum efisiensi sehingga menambah kecepatan
transmisi data. Gambar 2.6 a
menggambarkan teknik spatial multiplexing.
Pada sistem ini diterapkan saluran umpan balik
informasi dari antena receiver ke transmitter agar respon kanal dapat di
estimasi. Dengan adanya umpan balik ini, transmitter dapat mengetahui nilai
matrik multipleks yang optimum untuk
mendapatkan kapasitas kanal yang maksimal. Salah satu teknik yang digunakan
untuk mengestimasi matrik reapon kanal ialah operasi nilai singular (singular value decomposition atau SVD).
Pada teknik ini dihasilkan matriks multipleks dan demultipleks yang digunakan oleh transmitter dan receiver.
Konfigurasi sistem tersebut kemudian menjadi ekuivalen dengan sistem
transmitter-receiver yang terhubung melalui sejumlah saluran paralel.
Sebagai contoh akan ada data yang dikirim sebesar 1
Mbps dengan bandwidth saluran sebesar 100 KHz saja dan menggunakan modulasi
dengan efisiensi 1bps/Hz. Jika dalam sistem biasa bandwidth 100 KHz hanya mampu
membawa sinyal data sebesar 100 kbps, tetapi dalam sistem MIMO sinyal data
berukuran 1 Mbps dapat dikirim melewati saluran dengan bandwith 100 KHz dengan
pembagian sinyal data sebesar 1/T, T disini ialah jumlah antena. Maka dari itu
data sebesar 1 Mbps dapat melewati saluran tersebut dengan menggunakan minimal 10 antena pada setiap sisi.
b. Spatial
diversity
Jika sebelumnya sinyal data dipecah sesuai dengan
jumlah antena di setiap sisinya, lain halnya dengan teknik spatial diversity. Pada sistem ini setiap antena pengirim pada
sistem MIMO mengirimkan data yang sama secara paralel dengan menggunakan coding
yang berbeda pada setiap sinyal yang dikirimkan. Tujuannya ialah untuk
mendapatkan kualitas sinyal setinggi mungkin dengan meamanfaatkan teknik diversity pada transmitter dan receiver.
Peningkatan kualitas sinyal dapat dilihat
berdasarkan nilai parameter penguatan diversity
(diversity gain), yang nilainya makin
meningkat dengan makin besarnya tingkat diversity R, yaitu jumlah antena yang
digunakan pada receiver. Penggunaan
STC (Space Time Coding) pada sistem
MIMO dengan sejumlah T antena transmitter dan R antena receiver menjanjikan
tingkat diversity menjadi TxR. Sebagai contoh, dengan 4 antena pada masing –
masing sisi, sistem MIMO denga STC diharapkan mampu menyediakan tingkat diversity yang setara dengan metode
konvensional menggunakan 16 antena pada receiver.
Gambar 2.6. Konfigurasi
MIMO: (a) Spatial Multiplexing dan (b) Transmit Diversity
2.2.4
Kelebihan dan Kekurangan Antena MIMO
a. Kelebihan MIMO
Seperti yang telah dibahas
pada pembahasan di atas, kelebihan menggunakan MIMO adalah
·
Sinyal pantulan
(multi path) sebagai penguat sinyal utama sehingga tidak saling menggagalkan.
·
Mempercepat
koneksi wireless dan memperjauh jarak jangkauan.
·
Menghemat
penggunaan bandwidth dan peningkatan kapasitas kanal.
b.
Kelemahan
MIMO
Selain memiliki banyak kelebihan, MIMO juga memilki
kelemahan, yaitu adanya waktu interval yang menyebabkan adanya sedikit delay
pada antena akan mengirimkan sinyal, meskipun pengiriman sinyalnya sendiri
lebih cepat. Waktu interval ini terjadi karena adanya proses dimana sistem
harus membagi sinyal mengikuti jumlah antenna yang dimiliki oleh perangkat MIMO
yang jumlahnya lebih dari satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar